February 23, 2007

YUSRIL: Alat Sidik Jari Terkait dengan Pertahanan/Keamanan

“Alat yang terkait pertahanan keamanan (perlu-redblog) disetujui presiden. Yang disetujui barangnya atau pengadaannya? Alat sadap dan alat sidik jari kan sama-sama terkait pertahanan keamanan negara"
--------YUSRIL IHZA MAHENDRA (hukumonline, 20 Februari 2007) kala mencoba untuk berkelit dari tudingan pengadaan alat sidik jari di Dephukham dengan melawan hukum (KEPPRES No. 80/2007) karena dilakukan tanpa tender dan tanpa persetujuan presiden. Ia membandingkan dengan pengadaan alat penyadap di KPK yang juga tanpa tender tapi dengan persetujuan Presiden.

a. Yusril sepakat bahwa menurut Keppres pengadaan barang tanpa tender terkait dengan pertahanan keamanan harus dengan persetujuan Presiden.
b. Yusril berargumen bahwa alat sidik jari adalah alat yang terkait dengan pertahanan keamanan.

Kesimpulan
LOGIKA MANUSIA UMUM: pengadaan alat sidik jari tanpa tender harus dengan persetujuan presiden.
LOGIKA YUSRIL: pengadaan alat sidik jari tanpa tender dapat diputuskannya sendiri, tanpa persetujuan Presiden.

February 13, 2007

HARMOKO: Rakyat Masih Ingin Soeharto

“Ternyata rakyat memang hanya mempunyai satu calon Presiden RI untuk periode 1998-2003 yaitu HM Soeharto,” ....."Mayoritas rakyat Indonesia memang tetap menghendaki Bapak Haji Muhammad Soeharto untuk dicalonkan sebagai Presiden RI masa bakti 1998-2003,"
-----HARMOKO (www.tokohindonesia.com) dalam jumpa pers bersama Yogie SM dan Feisal Tanjung segera setelah menyampaikan hasil pengecekan ulang keinginan rakyat dalam pencalonan Soeharto sebagai Presiden RI (tahun 1998).

February 12, 2007

AKBAR TANJUNG: Meja yang Korup

"Cek itu memang diserahkan ke meja saya, kemudian diambil Dadang. Jadi saya tidak menyentuh sama sekali "...... "Cek itu bersih dari sidik jari saya. Boleh saja diperiksa, dicek bahkan dibawa ke Labkrim kalau untuk membuktikan itu bersih dari sidik jari,"
---------AKBAR TANJUNG (www.koranduta.com & KoranTempo, 21 November 2001) saat membela diri atas tuduhan korupsi dana Bolug Rp.40 milar.

MEGAWATI: Saya Perempuan Karena Itu Saya Lembek

"Kalau ada yang mengatakan kita perlu strong leader, saya jawab, "Kalau begitu saya memang tidak bisa". Soalnya perempuan selalu dikonotasikan lembek, lemah lembut, ngomong-nya pelan, begitu kan? Kalau dipikir-pikir, saya sebenarnya tidak senang ketika menghadapi Tragedi 27 Juli. Kok perempuan menghadapi peristiwa seperti itu? Ketika saya dikejar-kejar waktu harus ke polisi, ke kejaksaan, apa iya saya lembek?"
------MEGAWATI (Kompas, 2 Juni 2004)

February 9, 2007

MEGAWATI: Federasi = Ke Bali Pake Paspor

"Kita menolak adanya usulan negara federasi. Karena nanti akan merepotkan. Nanti untuk berjalan ke provinsi lain, kita harus mempunyai paspor"
--------MEGAWATI (sumber sedang dicari, 27 Februari 1999)

Ini dia nih, dodol mentok dan nggak gaul. Di semua negara federasi gak ada tuh birokrasi pake paspor segala untuk pergi ke negara bagian lain.

SUTIYOSO: Gubernur Harus Lebih Buas dari Binatang


”Jadi ibaratnya Jakarta itu hutan. Isinya binatang buas. Berarti gubernurnya harus lebih buas dari binatang itu”
-----SUTIYOSO (
www.perspektif.net) saat menceritakan suka-duka menjadi Gubernur kota Jakarta di JAK-TV, 5/Oktober 2006)

Dimana-mana untuk menjinakkan binatang buas (walau saya jelas menolak keras perbandingan itu), harus jadi pawang (mengayomi) atau jadi sahabat binatang seperti tarzan. Ini kacaunya kalo punya gubernur militer plus oon.

BIBIT WALUYO: Pertanyaan Bapak Susah!

Wawancara Bibit Waluyo dan Tim Prespektif di bawah ini terlalu lucu untuk dikutip sebagian.

Fenny Rose: "Permasalahan apa di Jakarta yang akan pertama bapak selesaikan apabila terpilih menjadi Gubernur Jakarta?"

Bibit Waluyo (BW): Tidak seperti itu... Tidak pertama diselesaikan, karena masalahnya itu sangat banyak sekali, jadi permasalahan-permasalahan itu kita coba pahami dengan baik ....jadi tidak serta merta kita utarakan...yang pertama ini, yang ke dua ini.....,"

Wimar Witoelar (WW): "Kalau udah terpilih aja baru mikirin?"

BW: "Nah ...begitu.........."

*****

BW: "Semisal saya terpilih, tugas saya adalah melanjutkan pekerjaan Gubernur sebelumnya secara sinabung dan kontinu."

WW: Semisal yang lalu memang baik memang begitu. Tapi kalau yang lalu itu jelek, apa perlu diteruskan ?

BW: "Permasalahannya bukan seperti itu, berarti kan kalau jelek itu belum dikerjakan , nanti akan saya kerjakan. Karena aspek pembangunan yang ada di pemerintah DKI ini, yang pendahulu saya sudah rencanakan ada 8 hal..."

WW: Berarti bapak ini calon yang akan melanjutkan pekerjaan Pak Sutiyoso begitu ?

BW: "Bukan Pak Tiyoso, Pak Gubernur"

WW: Ya deh..., jadi melanjutkan Pak Gubernur Sutiyoso !?

BW: "Iyah !"

*****

Soemantri (Dewan Kelurahan JakSel): Singkat saja, bagaimana mengatasi kemiskinan di Jakarta?

BW: "Kemiskinan itu ada banyak, ada kemiskinan moral, ada kemiskinan pangan, ada kemiskinan macam-macam pak, pertanyaan bapak susah!"

-----BIBIT WAYULO (http://www.perspektif.net) dalam sebuah diskusi seputar pencalonan Bibit sebagai calon Gubernur DKI Jakarta di JAK-TV

IRWAN PRAYITNO: Uang Banyak Buat Apa

"Kalau orang kaya anaknya hanya satu, (mau di) kemana (kan) duitnya?"
------IRWAN PRAYITNO, Anggota DPR dari PKS (KoranTempo, 8 Februari 2007)mengomentari usul Jusuf Kalla bahwa untuk pasangan yang tinggal di Jawa, cukup memiliki anak satu untuk mengurangi populasi penduduk.

SUTIYOSO: Banjir Fenomena Alam

"Banjir adalah fenomena alam yang tidak dapat diselesaikan oleh Pemerintah DKI Jakarta sendiri"
-----SUTIYOSO, Gubernur DKI Jakarta (Kompas, 8 Februari 2007)

Banjir fenomena alam, pemberian ijin bangunan melanggar RUTR fenomena alam, terpilihnya Sutiyoso fenomena alam...Tuhan memang kejam ya Bang Yos...

ABURIZAL BAKRIE : Korban Banjir Masih Ketawa Kok

"Kalau kita lihat para korban (banjir-redblog) itu masih ketawa. Jangan sampai dikondisikan seolah-olah dunia mau kiamat seperti yang televisi Anda katakan demikian"
-----ABURIZAL BAKRIE, Menko Kesra (SCTV, 6 Februari 2007) mengomentari berita negatif tentang banjir di media massa, termasuk TV

February 1, 2007

MEGAWATI: Kurang Suara, Bukan Kalah

“Kita bukan kalah tapi kurang suara”
------MEGAWATI, dalam sambutan acara berbuka puasa PDI Perjuangan menanggapi kekualahan PDI P dalam Pemilu 2004 (TempoInteraktif, 20 Oktober 2004)